Kamis, 14 Maret 2013

HASIL RINGKASAN MATERI DAN REVIEW TANGGAPAN KELOMOK 2 IBM

A.    Tujuan Akhir dan Tujuan Intermedier sebagai Dasar Motivasi

1.      Tujuan akhir sebagai dasar filosofis
Setiap cabang pendidikan dan pengajaran memiliki pedoman umum untuk menentukan tujuan dan hasil akhir. Pedoman itu akan cenderung bersifat filosofis dan politis karena tujuan itu ditetapkan sebagai peraturan atau undang-undang. Indonesia sendiri telah menerapkan dasar, tujuan dan system pendidikan nasional secara umum, yakni Pendidikan Nasional Pancasila. Misalnya lembaga pendidikan tinggi, lembaga pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, pendidikan angkatan bersenjata, kejuruan dan sebagainya.
Dari rumusan tersebut dijelaskan secara rinci, bahwa prinsip untuk membentuk manusia atau warga Negara kriterianya sebagai berikut :
a.       Susila: berbudi luhur, tenggang rasa, takwa pada Tuhan YME, mempertinggi budi perkerti.
b.      Cakap: Memiliki pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, dan dapat mengembangkan kreativitas.
c.       Sosial :Sikap demokratis, mencintai sesama manusia, mempertebal semangat kebangsaan.

Dalam unsur demokratis akan didapat tiga prinsip, yakni ;
1)      Rasa hormat terhadap pribadi atau harkat sesama manusia;
2)      Kepercayaan bahwa setiap manusia bisa mempunyai pikiran;
3)      Kerelaan berbakti kepada kesejahtraan umum.

Tujuan pendidikan Nasional Indonesia adalah ingin membentuk manusia yang Pancasilais, yang ingin membentuk manusia-manusia pembangunan. Adapun ciri-ciri manusia pembangunan:
a)      Takwa kepada Tuhan YME, sehat jasmani maupun rohani;
b)      Memiliki pengetahuan dan keterampilan;
c)      Dapat mengembangkan kreativitas dan penuh tanggung jawab;
d)     Dapat menyuburkan sikap demokratis, penuh tenggang rasa dan saling hormat menghormati;
e)      Dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur dan susila;
f)       Memiliki semangat kebangsaan dan mencintai tanah airnya;
g)      Mencintai semua manusia dan selalu berusaha menggalang persatuan;
h)      Dapat membangun dirinya sendiri dan memperhatikan pembangunan masyarakat pada umumnya.

Ada yang menyebutkan tujuan pendidikan itu pada hakikatnya memanusiakan manusia, atau mengantarkan anak didik untuk dapat menemukan jati dirinya. Tujuan ini memiliki arti filosofis, bahwa memanusiakan manusia, berarti ingin menempatkan manusia-manusia Indonesia sesuai dengan proporsi dan hakikat kemanusiaannya. Agar manusia menemukan jati dirinya. Dengan menyadari dan memahami “siapa Dia”,” mengapa dia diadakan kedunia ini”dan “harus kemana nantinya”. Konsepsi seperti ini sangat penting sebagai landasan filosofis dan dasar motivasi untuk melakukan aktivitas belajar-mengajar. Sebab, manusia nelajar harus juga terarah pada pembentukan diri manusia agar dapat menemukan kemanusiaan dan menemukan jati dirinya sendiri.
Manusia yang mampu menemukan dirinya itulah sebenarnya yang dikatakan manusia yang utuh, manusia yang selaras, serasi dan seimbang, atau manusia pancasilais. Manusia yang seperti itulah yang diharapkan oleh seluruh bangsa Indonesia seperti dirumuskan dalam GBHN, yang merupakan manifestasi dari amanat pembukaan UUD 1945. Dalam konteks tujuan pendidikan atau pengajaran, terwujudnya manusia-manusia pembangunan itu adalah merupakan tujuan akhir.

2.      Tujuan intermedier  sebagai motivasi operasional
Untuk mencapai tujuan terbentuknya manusia-manusia yang mampu menemukan jati dirinya, manusia-manusia dengan ciri-ciri yang dikemukakan diatas, memerlukan kerja serius, efisien, sistematis dan materi atau komponen-komponen yang relevan. Diharapkan tujuan yang bersifat normatif, sangat umum dan luas itu, mendapat bentuk yang nyata. Secara umum disebut dengan kurikulum.
Untuk mencapai tujuan akhir, atau tujuan secara umum ( misalnya di beri symbol T), diperlukan pencapaian tujuan yang lebih mudah atau khusus (misalnya di beri symbol  t1,t2,t3,t4,dan seterusnya). Tercapainya tujuan : t1,t2,t3,t4,dan seterusnya. Berarti akan tercapai tujuan umum atau akhir (T).
Tujuan t1,t2,t3,t4, dan seterusnya yang bersifat khusus atau konkrit itu disebut tujuan intermedier, tujuan terminal atau ada yang mengatakan tujuan sementara atau tujuan dekat. Tujuan intermedier (a) itu sebenarnya bersumber atau merupakan penjabaran dari tujuan akhir (A), dan berfungsi mempermudah bagi guru untuk mendekati realisasinya, baik itu yang dicapai secara bertingkat atau bertahap, bahkan mungkin secara serempak.
Berdasarkan uraian di atas, tujuan pendidikan dan pengajaran sebenarnya berjenjang atau bertingkat. Menurut rumusan secara formal ada beberapa jenjang tujuan pendidikan, yaitu sebagai berikut.
a.       Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat nasional. Hasil pencapaiannya akan berwujud : warga Negara yang berkepribadian nasional yang bertakwa kepada Tuhan YME, bertanggung jawab atas kesejahtraan masyarakat, bangsa dan tanah air.
b.      Tujuan institusional
Yakni merupakan tujuan pendidikan yang ingindicapai pada tingkat lembaga pendidikan. Hasilnya berwujud tamatan sekolah SD, SMA/MA dan Perguruan Tinggi yang mampu melaksanakan bidang pekerjaan tertentu.
c.       Tujuan Kurikuler
Adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat mata pelajaran atau bidang studi-bidang studi. Hasinya berwujud bidang seperti studi Geografi, Sejarah, Matematika, dan lainnya.
d.      Tujuan Instruksional/Pembelajaran
Tujuan yang ingin dicapai pada tingkat pengajaran. Hasinya berupa terbentuk wataknya, kemampuan berpikir, dan kemampuan teknologinya.

Dengan empat macam jenjang tujuan pendidkan diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan Instruksional/pengajaran akan senantiasa merupakan tujuan paling awal dan sekaligus merupakan dasar untuk mencapai jenjang tujuan berikutnya. Tercapainya tujuan instruksional dari setiap lembaga pendidikan, akhirnya akan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sebagai tujuan akhir yang bersifat abstrak dan normatif.

B.     Tujuan Pengajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar dikenal dengan istilah tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran inilah yang merupakan hasil belajar bagi siswa setelah melakukan proses belajar dibawah bimbingan guru dalam kondisi yang kondusif. Tujuan pembelajaran di bagi dua yaitu:
·         Tujuan Instruksional / tujuan umum pengajaran (TUP) atau Tujuan Instruksional Umum (TIU)
·         Tujuan Instruksional/ tujuan khusus pengajaran (TKP) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Ada beberapa rumusan mengenai TUP dan TIU :
1)      SK Menteri pendidikan dan kebudayaan  No.8/U/1975,TIU diartikan sebagai tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada program pengajaran suatu bidang pelajaran.
2)      Menurut Gene E.Hall dan Howarld L.Jones, TIU adalah pernyataan umum mengenai hasil suatu program pengajaran.
3)      Dick dan Carey ,TIU adalah suatu pernyataan yang menjelaskan mengenai apakah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia selesai mengikuti suatu pelajaran.
4)      Briggs, TIU adalah pernyataan umum mengenai tujuan akhirdari program pengajaran.

Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan tujuan umum pengajaran/ pembelajaran itu adalah merupakan hasil belajar siswa setelah selesai belajar, dan dirumuskan dengan satu pernyataan yang bersifat umum.
Untuk membuktikan tercapai tidaknya tujuan umum pengajaran itu, dapat dilihat dari pencapaian tujuan yang lebih khusus(TKP/TIK). Dengan demikian, yang dimaksud TPK/TIK merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat khusus sebagai penjabaran dari tujuan umum pengajaran. TPK/TIK ini lebih bersifat khusus dan konkrit, dalam arti dapat diukur atau dapat diamati hasilnya. Untuk merumuskan TUP/TIU dan TKP/TIK dengan dua cara sebagai berikut.
1.      Menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan keumuman  untuk TIU, misalnya digunakan kata-kata : memahami, menghayati, menyadari, mengetahui dan sebagainya. Sedangkan, untuk TKP/TIK  Menggunakan kata-kata yang bersifat khusus atau dapat diamati misalnya: menyebutkan, menjelaskan, menerangkan, menunjukkan.
Contoh :
§           TUP/TIU : Agar siswa dapat memahami tentang jenis puisi.
§           TKP/TIK : Agar siswa dapat:
a.       Menyebutkan macam-macam jenis puisi
b.      Menerangkan ciri-ciri/sifat dari tiap jenis puisi.
2.      Menggunakan luas sempitnya materi. TUP/TIU dirumuskan dengan sasaran materi yang luas/umum, sedangkan TKP/TIK dirumuskan dengan materi yang merupakan penjabaran atau bagian-bagian dari materi yang ada pada TUP/TIU.
Contoh :
§           TUP/TIU : Agar siswa dapat menjelaskan tentang sejarah perlawanan Diponegoro.
§           TKP/TIK : Agar siswa dapat:
a.       Menjelaskan sebab-sebab terjadinya perlawanan Diponegoro;
b.      Menyebutkan tahun berlangsungnya perang Diponegoro;
c.       Menjelaskan jalannya perang Diponegoro; dan
d.      Menjelaskan akibat-akibat terjadinya perang Diponegoro.


REVIEW HASIL TANGGAPAN DAN KOMENTAR DARI KELOMPOK 2
1.      Apakah ada hubungan antara tujuan akhir dan tujuan intermedier dengan tujuan pengajaran yang dilakukan seorang guru. Berikan alasannya! Jika ada bagaimana kita sebagai calon guru menyiapkan hal tersebut untuk anak didik kita nanti?

Tanggapan:
Ketiga tujuan tersebut sangat berkaitan erat dengan pembentukan jati diri manusia, jadi berhubungan langsung ketiga tujuan tersebut. Hal tersebut tersirat dalam SK-KD yang mengindikatorkan siswa untuk mampu. jika tujuan pengajaran guru tidak sesuai, itu artinya jalan menuju tercapainya tujuan akhir akan terhambat dan tidak tercapai. jadi, tercapainya tujuan pengajaran akan menjadi awal tercapainya tujuan akhir dan tujuan intermedier. Kita juga harus memahami dulu tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran itu sendiri. jika kita telah paham tentunya kita memiliki arah yang jelas dalam memberikan pelajaran dan kita dapat menanamkan nilai-nilai kepada siswa dengan pemberian pengalaman, mungkin bisa melalui model pembelajaran.

2.      "Dengan menyadari dan memahami “siapa Dia”, ”mengapa dia diadakan kedunia ini”, dan “harus kemana nantinya”. Konsepsi seperti ini sangat penting sebagai landasan filosofis dan dasar motivasi untuk melakukan aktivitas belajar-mengajar."
Saya pernah membaca ada konsep yang mirip dengan konsepsi diatas dari buku yang membahas ilmu tauhid dalam agama Islam yang bahasannya mirip dengan kutipan makalah kelompok kalian. yang berbunyi "Siapa yang menciptakan dirinya (manusia)?", "hidup di dunia untuk apa?", dan "kemana ia setelah kehidupan ini?"
Pertanyaan saya, mengapa konsep yang saya baca itu mirip dengan konsepsi yang kelompok kalian sampaikan?

Tanggapan:
Mengenai hal itu memang konsep tersebut pada dasarnya sama yaitu menunjukkan tujuan manusia selama hidup. Tapi, yang menjadi dasarnya adalah ilmu agama. Karena agama adalah pendidikan dan sudah ada sejak manusia itu dilahirkan. Konsep mengenai agama itu lebih luas dibandingkan konsep yang mungkin dibuat berdasarkan teori. Perlu diingat, bahwa teori tidaklah selalu benar, ada saatnya teori tersebut dibantah maupun hal yang lainnya.

3.      Apa yang dimaksud dengan manusia-manusia pembangunan itu? Dan manusia pancasilais itu seperti apa, apakah sama dengan manusia pembangunan?

Tanggapan:
apakah sama antara manusia pancasilais dengan manusia pembangunan? sama, karena pada dasarnya kedua manusia tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu membentuk manusia yang berkarakter serta berupaya untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan manusia itu sendiri.
manusia pembangunan merupakan manusia yang dapat mengaktualisasikan potensi yang ada di dalam dirinya, mempunyai inisiatif, dan dapat memecahkan bermacam persoalan yang terjadi. manusia pancasilais adalah manusia yang memiliki pandangan hidup yang diyakini, manusia pancasilais memandang bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dapat dijadikan pedoman dalam menjalani hidup. Jadi, pantas saja apabila tujuan pendidikan nasional ingin membentuk semua orang menjadi manusia yang pancasilais dan manusia-manusia pembangunan. Tetapi kenyataan di lapangan hal itu sulit sekali terjadi.
Sebagai calon pendidik selain mengajar kita berkewajiban membentuk anak didik kita nanti menjadi manusia pancasilais dan manusia-manusia pembangunan, tetapi sebelum hal itu kita lakukan marilah kita terapkan terlebih dahulu kepada diri kita masing-masing.

4.      Untuk mencapai tujuan akhir maupun tujuan intermedier., kira-kira menurut kelompok, apa sih yang menjadi hambatan dalam mencapai tujuan2 tersebut? lalu bagaimana cara mengatasinya?

Tanggapan:
berbicara tentang cara mencapai tujuan akhir maupun tujuan intermedier, tentunya tidak lepas dengan norma, dimana norma di sini adalah kurikulum. kurikulumlah yang sampai saat ini menjadi "hambatan" dalam pencapaian tujuan. Seperti yang kita ketahui, kurikulum di Indonesia sangatlah sering "berevolusi" atau “berkembang dinamis”. Sehingga cukup sulit untuk mengatasinya, tapi jika guru bisa bersikap bijak, pastinya dia bisa menyesuaikan perkembangan yang terjadi terus-menerus.

5.      Kalian menyebutkan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat nasional. Apakah dengan dilaksanakannya ujian nasional, tujuan pendidikan nasional itu sudah tercapai? Menurut kalian, apakah ujian nasional itu perlu?

Tanggapan:
Jadi, ujian nasional itu masih penting, karena merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintah dengan harapan mengetahui tingkat pemahaman siswa guna pencapaian tujuan pendidikan nasional. Namun tidak dipungkiri bahwa tingkat kecurangan masih besar. Bukan dari pihak siswanya namun terkadang dari pihak sekolah tempat belajar, karena takut malu bersaing dengan sekolah lain, serta faktor-faktor lain yang menyertainya. Jadi menurut saya dengan dilaksanakan ujian nasional atau tidak sekalipun bukan merupakan fakta kenyataan bahwa tujuan pendidikan nasional tercapai.

6.      Menurut kalian apakah sudah sepenuhnya tujuan akhir tersebut tercapai? Berikan alasan penguatnya. Lalu apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi?

Tanggapan
Tidak sepenuhnya tujuan akhir tersebut tercapai, alasannya masih banyak siswa yang tidak mengaplikasikan apa yang mereka dapat dari pengajaran ke dalam dunia nyata(pengaplikasiannya) hal ini menurut saya salah satu alasan penguat tujuan akhir yang belum tercapai sepenuhnya, hal yang menyebabkan itu terjadi ada berbagai faktor, salah satunya adalah fasilitas yang tidak memadai terutama untuk mereka yang berada jauh dari pusat kota dan tidak tersentuh oleh fasilitas yang seharusnya mereka dapat, ditambah lagi sumber daya dalam hal ini tenaga pengajar yang tidak optimal dalam memberikan informasi atau pengajaran terhadap siswanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar