Kamis, 07 Maret 2013

HASIL RINGKASAN MATERI DAN TANGGAPAN PADA KELOMPOK 1 MENGENAI "KONSEP BELAJAR MENGAJAR"

HASIL RINGKASAN MATERI KELOMPOK 1

A.    Makna Belajar
Menurut Lee Cronbach mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan prilaku sebagai hasil dari pengalaman. Mengalami sesuatu yaitu dengan mempergunakan panca inderanya mata untuk mengamati, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium, lidah untuk merasa, kulit juga untuk merasakan sesuatu sehingga diharapkan seorang pembelajar mampu membaca, mengamati, meniru, dan kemudian mengolahnya.

B.     Tujuan Belajar
Secara umum tujuan belajar ada tiga jenis yaitu :
1.      Untuk mendapatkan pengetahuan, hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir.
2.      Penanaman konsep dan keterampilan, disini memerlukan suatu keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.
3.      Pembentukan sikap, dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru haruss bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.

C.    Teori Belajar
 Pakar teknologi pendidikan, Gagne, Briggs & Wager (1993, hlm, 3-11) menyatakan bahwa proses seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal, yaitu pengaturan kondisi belajar.
Menurut Magnesen (Dryden & Vos, 1999) belajar terjadi dengan :
1.      membaca sebanyak 10% ,
2.      mendengar 20%,
3.      melihat 30%,
4.      melihat dan mendengar sebanyak 50%,
5.      mengatakan 70%
6.      mengatakan sambil mengerjakan sebanyak 90%
Beberapa teori tentang belajar
a.       Pengertian Belajar Menurut Teori Behavioristik
             Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Sebagai contoh, anak belum dapat berhitung perkalian. Walaupun ia sudah berusaha giat, dan gurunya pun sudah mengajarkannya dengan tekun, namun jika anak etrsebut belum dapat mempraktekkan perhitungan perkalian, maka ia belum dianggap belajar. Karena ia belum dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagai hasil belajar.
b.       Pengertian Belajar Menurut Teori Kognitif
Teori belajar kogitif  lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon.
c.       Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik
Teori humanistik merupakan proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Teori ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
d.      Pengertian Belajar Menurut Teori sibernetik
     Menurut teori Sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar dari pada hadil belajar.

D.    Faktor-faktor Psikologis Dalam Belajar 
Menurut Thomas F. Staton beberapa faktor psikologis dalam belajar :
a)   Motivasi
Siswa akan berhasil dalam belajar, jika pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Bagi seorang guru, menimbulkan minat siswa untuk belajar adalah kunci keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk itu, bagi seorang guru ataupun calon guru, ada baiknya belajar untuk bisa memotivasi siswa agar di dalam hati seorang peserta didik ada keinginan untuk belajar.

b)    Konsentrasi
Konsentrasi adalah bagian terpenting dalam proses belajar, konsentrasi disini dimaksudkan agar perhatian peserta didik terpusat pada situasi belajar yang akan dia alami. Terkadang banyak sekali siswa yang sedang dalam proses belajar dengan pandangan menatap ke depan, tapi pikirannya tidak tahu entah kemana, di sini lah peran guru sebagai pendidik agar jeli dan bisa membuat konsentrasi siswa tertuju pada kegiatan belajar.

c)      Reaksi
Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot-ototnya harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukannya. Belajar harus aktif, tidak sekedar apa adanya, belajar harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan reaksi.

d)     Organisasi
Belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. Diperlukan keterampilan untuk mengorganisasikan stimulus seperti ide-ide dan fakta-fakta. Di sinilah pentingnya tujuan yang jelas dalam kegiatan pembelajaran bagi seorang guru.

e)      Pemahaman
Pemahaman disini dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Pemahaman tidak hanya sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami. Namun pada kenyataannya di sekolah, ketika mereka para siswa akan ujian pada esok paginya, mereka melakukan belajar dimalam hari menjelang akan ujian.

f)      Ulangan atau Pengulangan
Sifat dasar manusia adalah lupa. Begitu juga dengan siswa, lupa dengan pembelajaran yang telah mereka pelajari merupakan suatu hal yang biasa. Untuk itu perlu dilakukannya pengulangan agar siswa dalam mengingat kembali kegiatan yang telah mereka pelajari. Penting bagi guru untuk mengulang suatu pembelajaran agar peserta didik tidak mudah lupa dengan pembelajaran tersebut.

E.     Pengertian Mengajar
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan mumungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Jadi, mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Contoh, seorang guru atau dosen sedang menyampaikan materi pelajaran kepada muridnya atau mahasiswanya.

F.     Perbedaan Mendidik dan Mengajar
Mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan perubahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai absolute yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik.
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh instingnya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.

G.    Pedagogy dan Andragogy
Pedagogy dan Andragogy ini adalah dua model pendekatan pendidikan menurut Paulo Freire. Pedagogy adalah metode pendekatan yang menempatkan objek pendidikannya sebagai ’anak-anak’ meskipun usia bioogisnya sudah termasuk ’dewasa’. Konsekuensinya adalah menempatkan peserta didik sebagai ’murid’ yang pasif, yang sepenuhnya menjadi objek suatu proses belajar, seperti ’guru menggurui, guru mengevaluasi, murid dievaluasi. Sebaliknya Andragogy atau pendidikan ’orang dewasa’ adalah metode pendekatan yang menempatkan peserta didik sebagai orang dewasa, murid sebagai subjek dari sistem pendidikan yang aktif. Fungsi guru adalah sebagai ’fasilitator’ bukan menggurui, dan relasi antara guru-murid bersifat ’multicommunication’ dan seterusnya.
Pendidikan juga seharusnya tidak berada jauh dengan realitas, yaitu pendidikan yang dekat dengan kondisi real masyarakat, karena pendidikan bertujuan untuk transformasi/perubahan dalam masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik. Pendidikan seharusnya membangun kesadaran kritis, dan mampu menciptakan ruang untuk tumbuhnya resistensi dan subversi terhadap sistem yang dominan. Sehingga pandangan pendidikan seperti itu akan melahirkan aliran pendidikan yang disebut pendidikan kritis.

RINGKASAN HASIL TANGGAPAN

Mina Emylia Olfah (A1B110004)
Agar siswa gemar dan menyukai pelajarannya, guru sebaiknya bisa memberikan motivasi yang dapat membuat siswa merasa senang dengan pelajaran. Misalnya pada pelajaran bahasa indonesia yang membahas mengenai drama, guru jangan langsung memberikan materi tetapi bisa menanyakan tokoh apa yang mereka sukai, itu akan membuat mereka senang dalam belajar drama.
---------------
Tanggapan :
A. Fazarudin Rizki (A1B110042)
motivasi guru terhadap siswanya dengan cara memberikan sugesti atau keyakinan atau kemantapan hati untuk memulai pembelajaran. Ada juga memberikan sebuah pencerahan lewat ceramah yang dapat meyakinkan siswanya untuk semangat belajar. Dan itupun tergantung bagaimana cara memperlakukan dan mengakrabkan siswanya. Juga pembawaan suasana hati siswa perlu diperhatikan, bisa saja siswa masih terbawa suasana yang tidak kondusif seperti kecapean, pusing, dan hal-hal lainnya.

Dedy Herwin Rendy(A1B110037)
Motivasi bukan hanya berbentuk acuan atau ajakan seorang guru agar muridnya bisa berkonsentrasi menyerap apa yang diajarkan.
namun "suasana" juga merupakan salah satunya
--------------------------------------------------------------------------------

Rizky Setiawan(A1B110039)
Pemahaman tidak hanya sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami.
Maksudnya adalah 'menggunakan' materi atau ilmu yang didapat itu untuk diterapkan dalam proses belajar dan pembelajaran sehingga dapat berguna bagi siswa itu sendiri. Contohnya apabila kita menjadi guru hendaknya kita memanfaatkan ilmu-ilmu yang kita pahami untuk diberikan kepada siswa.
--------------------------------------------------------------------------------

M. Adi setiawan
'Namun ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis'
maksudnya,bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hal bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus, agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap.
--------------------------------------------------------------------------------
Rahmi Nike Rosahin (A1B110035)
Hal terpenting dari belajar adalah pengalaman yang diperoleh bukannya nilai dari belajar tersebut. Misalnya pada mata kuliah keterampilan menulis, kita melakukan  praktik mengajar, nah disitu kita mendapatkan pengalaman, dari pengalaman tersebut kita tahu bagaimana menjadi guru walaupun dengan waktu terbatas.
Model yang paling tepat adalah model pendekatan andragogy, karena model ini menggunakan metode siswa yg aktif dalam proses pembelajarn sedangkan guru hanya sebagai fassilitator saja.
------------------------------------------------------------------------------------

Syifa Aulia (A1B110041)
Adanya keterbatasan waktu dalam proses belajar mengajar, cara kita sebagai "calon pendidik" untuk mengajar yang efektif dalam waktu pembelajaran yang tersedia terbatas sedangkan materi ajarnya banyak adalah memberikan tugas rumah yang membuat siswa mengulang pelajaran yang kita berikan atau dengan cara memberikan pelajaran tambahan di luar jam sekolah.
------------------------------------------------------------------------------------

Muklis Dwi Putra(A1B110038)
“Pendidikan seharusnya membangun kesadaran kritis, dan mampu menciptakan ruang untuk tumbuhnya resistensi dan subversi terhadap sistem yang dominan.”
Berdasarkan kalimat diatas, apa yang dimaksud dengan resistensi dan subversi?
“Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa.”
Apa maksud dari kalimat diatas?
-----------
Tanggapan
A Fazarudin Rizki (A1B110042)
Resistensi diambil dari serapan bahasa inggris "Resistance" yang berarti "Ketahanan" atau "Kekebalan". Dan Subversi itu maksudnya gerakan dalam usaha atau rencana menjatuhkan kekuasaan yang sah diluar hukum undang-undang.
Jadi, kalau subversi dalam pendidikan mungkin bisa diartikan sebagai gerakan dalam mengusahakan pendidikan itu.
Maksudnya itu masih berupa asumsi lain atau dugaan lain yang dianggap benar. Jadi, kemungkinan teori ini tidak mengutamakan proses yang dimaksudkan tersebut. Dan yang pasti, teori sibernetik lebih mengutamakan belajar sebagai mengolah informasi.
------------------------------------------------------------------------------------

Lisa Wulandari (A1B110036)
Tujuan belajar dan kedudukannya dalam proses belajar mengajar, kedudukannya sama penting karena tujuan adalah pedoman yg memberi arah ke mana proses belajar mengajar akan dibawa. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen komponen yg lainnya tidak digunakan. jadi tujuan dan proses belajar mengajar saling berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
-------------------------------------------------------------------------------------

Hairunnisa Fitriani (A1B110026)
"bagi seorang behavioris, belajar pada dasarnya adalah menghubungkan sebuah respons tertentu pada sebuah stimulus yang tadinya tidak berhubungan",
pengertian belajar menurut pandangan teori behavioris , menghubungkan apa yg dihailkan siswa terhadap apa yg diberiakn guru. karena menurut terori ini yg lebih penting adalah apa yg diberikan guru (stimulis) dan apa yg dihasilkan asiswa (respons) teori ini uga mengutamakn pengukuran , sebab pengukuran merupakan suatu hal yg penting untuk melihat terjadi tidaknya perbahan tingkah laku tersebut.
--------------------------------------------------------------------------------------

Andreow Kony (A1B110033)
Setelah membaca materi sacara keseluruhan, konsep belajar mengajar ini pada akhirnya mengacu pada konsep pembelajaran yang inovatif.
seperti yang dipaparkan pada materi diatas, konsep belajar mengajar yang tepat akan membuat seorang guru dikatakan kompeten, tentunya juga harus menguasai teori-teori belajar yang kreatif, inovatif, dan Fleksibel.
--------------------------------------------------------------------------------------

Rusmaliana (A1B110028)
Peran seorang guru membuat siswa berkonsentrasi dan bereaksi.
Peran seorang guru membuat berkonsentrasi dn bereaksi adalah tergantung metode pembelajaran yg yg digunakan oleh guru tersebut.Karena siswa cenderung tertarik jika metode yg diberikan guru itu menarik.
---------------------------------------------------------------------------------------

Muliani Rahmah (A1B110048)
Sifat dasar manusia adalah lupa. Begitu juga dengan siswa, lupa dengan pembelajaran yang telah mereka pelajari, bagaimana cara guru dalam melakukan pengulangan yang efektif agar siswa tidak mudah lupa dengan pelajaran mereka, cara guru dalam melakukan pengulangan yang efektif terhadap siswa ialah dengan cara diberikan tugas, tugas tersebut ialah materi yg sdh disampaikan sblumnya. hal tersebut dilakukan agar siswa diharapkan dapat mempelajari kembali pelajaran yg sdh diberikan.
-----------------------------------------------------------------------------------------

Maulida Astuti (A1B110023)
Pada tujuan belajar, kalian mengatakan seorang ahli pendidikan lebih mengutamakan metode serta kondisi yang mempertinggi efesiensi belajar. Metode dan kondisi yang bagaimana yang akan mempertinggi efesiensi belajar, metode yg akan mempertinggi efesiensi belajar adalah metode andragogy karena metode tersebut mengharuskan peserta yg aktif dn guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan untuk kondisi menurut saya tergantung bagaimana cara kita sebagai guru agar membuat proses pembelajaran tersebut menjadi menyenngkan.
------------------------------------------------------------------------------------------

M. Maulana Fajarianto (A1B110015)
Bagi seorang penganut teori Gestalt, hakekat belajar adalah penemuan hubungan unsur-unsur di dalam ikatan keseluruhan. Maksudnya  ialah suatu ilmu yg saling berkaitan satu sama lain dalam proses pembelajaran.
-------------------------------------------------------------------------------------------

Ahyan Puja Rahmani (A1B110021)
Pada bagian “a. pengertian belajar menurut Teori Behavioristik” paragraf ketiga terdapat pernyataan:
Ia (Walson) tetap mengakui bahwa perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting
, adakah ciri bahwa seorang siswa telah mengalami perubahan mental. Ciri bahwa seorang siswa telah mengalami perubahan mental yaitu sikap dia ketika menerima pelajarn, sikap dia yg mulai tidak memperhatikan pelajaran dan sikap yang lainnya didlm kelas ketika dia mulai menolak secara halus mengenai proses pembelajarn merupakan ciri dari perubahan mental.
-------------------------------------------------------------------------------------------

Agus Dina Wati (A1B110053)
Pada penjelasan "Menurut Thomdike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Dari definisi belajar tersebut maka menurut Thomdike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud kongkrit atau tidak kongkrit." bagaimana wujud kongkrit atau tidak kongkrit tersebut?
berwujud kongkrit itu merupakan wujud yang bisa diamati, contohnya : perilaku siswa di dalam kelas, kita dapat mengamatinya dari tingkah lakunya dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. berwujud tidak kongrit itu tidak bisa di amati, contohnya : perilaku siswa di luar sekolah
---------------------------------------------------------------------------------------------


Tidak ada komentar:

Posting Komentar