Kamis, 14 Maret 2013

HASIL RINGKASAN MATERI DAN REVIEW TANGGAPAN KELOMOK 2 IBM

A.    Tujuan Akhir dan Tujuan Intermedier sebagai Dasar Motivasi

1.      Tujuan akhir sebagai dasar filosofis
Setiap cabang pendidikan dan pengajaran memiliki pedoman umum untuk menentukan tujuan dan hasil akhir. Pedoman itu akan cenderung bersifat filosofis dan politis karena tujuan itu ditetapkan sebagai peraturan atau undang-undang. Indonesia sendiri telah menerapkan dasar, tujuan dan system pendidikan nasional secara umum, yakni Pendidikan Nasional Pancasila. Misalnya lembaga pendidikan tinggi, lembaga pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, pendidikan angkatan bersenjata, kejuruan dan sebagainya.
Dari rumusan tersebut dijelaskan secara rinci, bahwa prinsip untuk membentuk manusia atau warga Negara kriterianya sebagai berikut :
a.       Susila: berbudi luhur, tenggang rasa, takwa pada Tuhan YME, mempertinggi budi perkerti.
b.      Cakap: Memiliki pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, dan dapat mengembangkan kreativitas.
c.       Sosial :Sikap demokratis, mencintai sesama manusia, mempertebal semangat kebangsaan.

Dalam unsur demokratis akan didapat tiga prinsip, yakni ;
1)      Rasa hormat terhadap pribadi atau harkat sesama manusia;
2)      Kepercayaan bahwa setiap manusia bisa mempunyai pikiran;
3)      Kerelaan berbakti kepada kesejahtraan umum.

Tujuan pendidikan Nasional Indonesia adalah ingin membentuk manusia yang Pancasilais, yang ingin membentuk manusia-manusia pembangunan. Adapun ciri-ciri manusia pembangunan:
a)      Takwa kepada Tuhan YME, sehat jasmani maupun rohani;
b)      Memiliki pengetahuan dan keterampilan;
c)      Dapat mengembangkan kreativitas dan penuh tanggung jawab;
d)     Dapat menyuburkan sikap demokratis, penuh tenggang rasa dan saling hormat menghormati;
e)      Dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur dan susila;
f)       Memiliki semangat kebangsaan dan mencintai tanah airnya;
g)      Mencintai semua manusia dan selalu berusaha menggalang persatuan;
h)      Dapat membangun dirinya sendiri dan memperhatikan pembangunan masyarakat pada umumnya.

Ada yang menyebutkan tujuan pendidikan itu pada hakikatnya memanusiakan manusia, atau mengantarkan anak didik untuk dapat menemukan jati dirinya. Tujuan ini memiliki arti filosofis, bahwa memanusiakan manusia, berarti ingin menempatkan manusia-manusia Indonesia sesuai dengan proporsi dan hakikat kemanusiaannya. Agar manusia menemukan jati dirinya. Dengan menyadari dan memahami “siapa Dia”,” mengapa dia diadakan kedunia ini”dan “harus kemana nantinya”. Konsepsi seperti ini sangat penting sebagai landasan filosofis dan dasar motivasi untuk melakukan aktivitas belajar-mengajar. Sebab, manusia nelajar harus juga terarah pada pembentukan diri manusia agar dapat menemukan kemanusiaan dan menemukan jati dirinya sendiri.
Manusia yang mampu menemukan dirinya itulah sebenarnya yang dikatakan manusia yang utuh, manusia yang selaras, serasi dan seimbang, atau manusia pancasilais. Manusia yang seperti itulah yang diharapkan oleh seluruh bangsa Indonesia seperti dirumuskan dalam GBHN, yang merupakan manifestasi dari amanat pembukaan UUD 1945. Dalam konteks tujuan pendidikan atau pengajaran, terwujudnya manusia-manusia pembangunan itu adalah merupakan tujuan akhir.

2.      Tujuan intermedier  sebagai motivasi operasional
Untuk mencapai tujuan terbentuknya manusia-manusia yang mampu menemukan jati dirinya, manusia-manusia dengan ciri-ciri yang dikemukakan diatas, memerlukan kerja serius, efisien, sistematis dan materi atau komponen-komponen yang relevan. Diharapkan tujuan yang bersifat normatif, sangat umum dan luas itu, mendapat bentuk yang nyata. Secara umum disebut dengan kurikulum.
Untuk mencapai tujuan akhir, atau tujuan secara umum ( misalnya di beri symbol T), diperlukan pencapaian tujuan yang lebih mudah atau khusus (misalnya di beri symbol  t1,t2,t3,t4,dan seterusnya). Tercapainya tujuan : t1,t2,t3,t4,dan seterusnya. Berarti akan tercapai tujuan umum atau akhir (T).
Tujuan t1,t2,t3,t4, dan seterusnya yang bersifat khusus atau konkrit itu disebut tujuan intermedier, tujuan terminal atau ada yang mengatakan tujuan sementara atau tujuan dekat. Tujuan intermedier (a) itu sebenarnya bersumber atau merupakan penjabaran dari tujuan akhir (A), dan berfungsi mempermudah bagi guru untuk mendekati realisasinya, baik itu yang dicapai secara bertingkat atau bertahap, bahkan mungkin secara serempak.
Berdasarkan uraian di atas, tujuan pendidikan dan pengajaran sebenarnya berjenjang atau bertingkat. Menurut rumusan secara formal ada beberapa jenjang tujuan pendidikan, yaitu sebagai berikut.
a.       Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat nasional. Hasil pencapaiannya akan berwujud : warga Negara yang berkepribadian nasional yang bertakwa kepada Tuhan YME, bertanggung jawab atas kesejahtraan masyarakat, bangsa dan tanah air.
b.      Tujuan institusional
Yakni merupakan tujuan pendidikan yang ingindicapai pada tingkat lembaga pendidikan. Hasilnya berwujud tamatan sekolah SD, SMA/MA dan Perguruan Tinggi yang mampu melaksanakan bidang pekerjaan tertentu.
c.       Tujuan Kurikuler
Adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat mata pelajaran atau bidang studi-bidang studi. Hasinya berwujud bidang seperti studi Geografi, Sejarah, Matematika, dan lainnya.
d.      Tujuan Instruksional/Pembelajaran
Tujuan yang ingin dicapai pada tingkat pengajaran. Hasinya berupa terbentuk wataknya, kemampuan berpikir, dan kemampuan teknologinya.

Dengan empat macam jenjang tujuan pendidkan diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan Instruksional/pengajaran akan senantiasa merupakan tujuan paling awal dan sekaligus merupakan dasar untuk mencapai jenjang tujuan berikutnya. Tercapainya tujuan instruksional dari setiap lembaga pendidikan, akhirnya akan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sebagai tujuan akhir yang bersifat abstrak dan normatif.

B.     Tujuan Pengajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar dikenal dengan istilah tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran inilah yang merupakan hasil belajar bagi siswa setelah melakukan proses belajar dibawah bimbingan guru dalam kondisi yang kondusif. Tujuan pembelajaran di bagi dua yaitu:
·         Tujuan Instruksional / tujuan umum pengajaran (TUP) atau Tujuan Instruksional Umum (TIU)
·         Tujuan Instruksional/ tujuan khusus pengajaran (TKP) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Ada beberapa rumusan mengenai TUP dan TIU :
1)      SK Menteri pendidikan dan kebudayaan  No.8/U/1975,TIU diartikan sebagai tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada program pengajaran suatu bidang pelajaran.
2)      Menurut Gene E.Hall dan Howarld L.Jones, TIU adalah pernyataan umum mengenai hasil suatu program pengajaran.
3)      Dick dan Carey ,TIU adalah suatu pernyataan yang menjelaskan mengenai apakah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia selesai mengikuti suatu pelajaran.
4)      Briggs, TIU adalah pernyataan umum mengenai tujuan akhirdari program pengajaran.

Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan tujuan umum pengajaran/ pembelajaran itu adalah merupakan hasil belajar siswa setelah selesai belajar, dan dirumuskan dengan satu pernyataan yang bersifat umum.
Untuk membuktikan tercapai tidaknya tujuan umum pengajaran itu, dapat dilihat dari pencapaian tujuan yang lebih khusus(TKP/TIK). Dengan demikian, yang dimaksud TPK/TIK merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat khusus sebagai penjabaran dari tujuan umum pengajaran. TPK/TIK ini lebih bersifat khusus dan konkrit, dalam arti dapat diukur atau dapat diamati hasilnya. Untuk merumuskan TUP/TIU dan TKP/TIK dengan dua cara sebagai berikut.
1.      Menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan keumuman  untuk TIU, misalnya digunakan kata-kata : memahami, menghayati, menyadari, mengetahui dan sebagainya. Sedangkan, untuk TKP/TIK  Menggunakan kata-kata yang bersifat khusus atau dapat diamati misalnya: menyebutkan, menjelaskan, menerangkan, menunjukkan.
Contoh :
§           TUP/TIU : Agar siswa dapat memahami tentang jenis puisi.
§           TKP/TIK : Agar siswa dapat:
a.       Menyebutkan macam-macam jenis puisi
b.      Menerangkan ciri-ciri/sifat dari tiap jenis puisi.
2.      Menggunakan luas sempitnya materi. TUP/TIU dirumuskan dengan sasaran materi yang luas/umum, sedangkan TKP/TIK dirumuskan dengan materi yang merupakan penjabaran atau bagian-bagian dari materi yang ada pada TUP/TIU.
Contoh :
§           TUP/TIU : Agar siswa dapat menjelaskan tentang sejarah perlawanan Diponegoro.
§           TKP/TIK : Agar siswa dapat:
a.       Menjelaskan sebab-sebab terjadinya perlawanan Diponegoro;
b.      Menyebutkan tahun berlangsungnya perang Diponegoro;
c.       Menjelaskan jalannya perang Diponegoro; dan
d.      Menjelaskan akibat-akibat terjadinya perang Diponegoro.


REVIEW HASIL TANGGAPAN DAN KOMENTAR DARI KELOMPOK 2
1.      Apakah ada hubungan antara tujuan akhir dan tujuan intermedier dengan tujuan pengajaran yang dilakukan seorang guru. Berikan alasannya! Jika ada bagaimana kita sebagai calon guru menyiapkan hal tersebut untuk anak didik kita nanti?

Tanggapan:
Ketiga tujuan tersebut sangat berkaitan erat dengan pembentukan jati diri manusia, jadi berhubungan langsung ketiga tujuan tersebut. Hal tersebut tersirat dalam SK-KD yang mengindikatorkan siswa untuk mampu. jika tujuan pengajaran guru tidak sesuai, itu artinya jalan menuju tercapainya tujuan akhir akan terhambat dan tidak tercapai. jadi, tercapainya tujuan pengajaran akan menjadi awal tercapainya tujuan akhir dan tujuan intermedier. Kita juga harus memahami dulu tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran itu sendiri. jika kita telah paham tentunya kita memiliki arah yang jelas dalam memberikan pelajaran dan kita dapat menanamkan nilai-nilai kepada siswa dengan pemberian pengalaman, mungkin bisa melalui model pembelajaran.

2.      "Dengan menyadari dan memahami “siapa Dia”, ”mengapa dia diadakan kedunia ini”, dan “harus kemana nantinya”. Konsepsi seperti ini sangat penting sebagai landasan filosofis dan dasar motivasi untuk melakukan aktivitas belajar-mengajar."
Saya pernah membaca ada konsep yang mirip dengan konsepsi diatas dari buku yang membahas ilmu tauhid dalam agama Islam yang bahasannya mirip dengan kutipan makalah kelompok kalian. yang berbunyi "Siapa yang menciptakan dirinya (manusia)?", "hidup di dunia untuk apa?", dan "kemana ia setelah kehidupan ini?"
Pertanyaan saya, mengapa konsep yang saya baca itu mirip dengan konsepsi yang kelompok kalian sampaikan?

Tanggapan:
Mengenai hal itu memang konsep tersebut pada dasarnya sama yaitu menunjukkan tujuan manusia selama hidup. Tapi, yang menjadi dasarnya adalah ilmu agama. Karena agama adalah pendidikan dan sudah ada sejak manusia itu dilahirkan. Konsep mengenai agama itu lebih luas dibandingkan konsep yang mungkin dibuat berdasarkan teori. Perlu diingat, bahwa teori tidaklah selalu benar, ada saatnya teori tersebut dibantah maupun hal yang lainnya.

3.      Apa yang dimaksud dengan manusia-manusia pembangunan itu? Dan manusia pancasilais itu seperti apa, apakah sama dengan manusia pembangunan?

Tanggapan:
apakah sama antara manusia pancasilais dengan manusia pembangunan? sama, karena pada dasarnya kedua manusia tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu membentuk manusia yang berkarakter serta berupaya untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan manusia itu sendiri.
manusia pembangunan merupakan manusia yang dapat mengaktualisasikan potensi yang ada di dalam dirinya, mempunyai inisiatif, dan dapat memecahkan bermacam persoalan yang terjadi. manusia pancasilais adalah manusia yang memiliki pandangan hidup yang diyakini, manusia pancasilais memandang bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dapat dijadikan pedoman dalam menjalani hidup. Jadi, pantas saja apabila tujuan pendidikan nasional ingin membentuk semua orang menjadi manusia yang pancasilais dan manusia-manusia pembangunan. Tetapi kenyataan di lapangan hal itu sulit sekali terjadi.
Sebagai calon pendidik selain mengajar kita berkewajiban membentuk anak didik kita nanti menjadi manusia pancasilais dan manusia-manusia pembangunan, tetapi sebelum hal itu kita lakukan marilah kita terapkan terlebih dahulu kepada diri kita masing-masing.

4.      Untuk mencapai tujuan akhir maupun tujuan intermedier., kira-kira menurut kelompok, apa sih yang menjadi hambatan dalam mencapai tujuan2 tersebut? lalu bagaimana cara mengatasinya?

Tanggapan:
berbicara tentang cara mencapai tujuan akhir maupun tujuan intermedier, tentunya tidak lepas dengan norma, dimana norma di sini adalah kurikulum. kurikulumlah yang sampai saat ini menjadi "hambatan" dalam pencapaian tujuan. Seperti yang kita ketahui, kurikulum di Indonesia sangatlah sering "berevolusi" atau “berkembang dinamis”. Sehingga cukup sulit untuk mengatasinya, tapi jika guru bisa bersikap bijak, pastinya dia bisa menyesuaikan perkembangan yang terjadi terus-menerus.

5.      Kalian menyebutkan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat nasional. Apakah dengan dilaksanakannya ujian nasional, tujuan pendidikan nasional itu sudah tercapai? Menurut kalian, apakah ujian nasional itu perlu?

Tanggapan:
Jadi, ujian nasional itu masih penting, karena merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintah dengan harapan mengetahui tingkat pemahaman siswa guna pencapaian tujuan pendidikan nasional. Namun tidak dipungkiri bahwa tingkat kecurangan masih besar. Bukan dari pihak siswanya namun terkadang dari pihak sekolah tempat belajar, karena takut malu bersaing dengan sekolah lain, serta faktor-faktor lain yang menyertainya. Jadi menurut saya dengan dilaksanakan ujian nasional atau tidak sekalipun bukan merupakan fakta kenyataan bahwa tujuan pendidikan nasional tercapai.

6.      Menurut kalian apakah sudah sepenuhnya tujuan akhir tersebut tercapai? Berikan alasan penguatnya. Lalu apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi?

Tanggapan
Tidak sepenuhnya tujuan akhir tersebut tercapai, alasannya masih banyak siswa yang tidak mengaplikasikan apa yang mereka dapat dari pengajaran ke dalam dunia nyata(pengaplikasiannya) hal ini menurut saya salah satu alasan penguat tujuan akhir yang belum tercapai sepenuhnya, hal yang menyebabkan itu terjadi ada berbagai faktor, salah satunya adalah fasilitas yang tidak memadai terutama untuk mereka yang berada jauh dari pusat kota dan tidak tersentuh oleh fasilitas yang seharusnya mereka dapat, ditambah lagi sumber daya dalam hal ini tenaga pengajar yang tidak optimal dalam memberikan informasi atau pengajaran terhadap siswanya.

Kamis, 07 Maret 2013

HASIL RINGKASAN MATERI DAN TANGGAPAN PADA KELOMPOK 1 MENGENAI "KONSEP BELAJAR MENGAJAR"

HASIL RINGKASAN MATERI KELOMPOK 1

A.    Makna Belajar
Menurut Lee Cronbach mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan prilaku sebagai hasil dari pengalaman. Mengalami sesuatu yaitu dengan mempergunakan panca inderanya mata untuk mengamati, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium, lidah untuk merasa, kulit juga untuk merasakan sesuatu sehingga diharapkan seorang pembelajar mampu membaca, mengamati, meniru, dan kemudian mengolahnya.

B.     Tujuan Belajar
Secara umum tujuan belajar ada tiga jenis yaitu :
1.      Untuk mendapatkan pengetahuan, hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir.
2.      Penanaman konsep dan keterampilan, disini memerlukan suatu keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.
3.      Pembentukan sikap, dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru haruss bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.

C.    Teori Belajar
 Pakar teknologi pendidikan, Gagne, Briggs & Wager (1993, hlm, 3-11) menyatakan bahwa proses seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal, yaitu pengaturan kondisi belajar.
Menurut Magnesen (Dryden & Vos, 1999) belajar terjadi dengan :
1.      membaca sebanyak 10% ,
2.      mendengar 20%,
3.      melihat 30%,
4.      melihat dan mendengar sebanyak 50%,
5.      mengatakan 70%
6.      mengatakan sambil mengerjakan sebanyak 90%
Beberapa teori tentang belajar
a.       Pengertian Belajar Menurut Teori Behavioristik
             Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Sebagai contoh, anak belum dapat berhitung perkalian. Walaupun ia sudah berusaha giat, dan gurunya pun sudah mengajarkannya dengan tekun, namun jika anak etrsebut belum dapat mempraktekkan perhitungan perkalian, maka ia belum dianggap belajar. Karena ia belum dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagai hasil belajar.
b.       Pengertian Belajar Menurut Teori Kognitif
Teori belajar kogitif  lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon.
c.       Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik
Teori humanistik merupakan proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Teori ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
d.      Pengertian Belajar Menurut Teori sibernetik
     Menurut teori Sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar dari pada hadil belajar.

D.    Faktor-faktor Psikologis Dalam Belajar 
Menurut Thomas F. Staton beberapa faktor psikologis dalam belajar :
a)   Motivasi
Siswa akan berhasil dalam belajar, jika pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Bagi seorang guru, menimbulkan minat siswa untuk belajar adalah kunci keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk itu, bagi seorang guru ataupun calon guru, ada baiknya belajar untuk bisa memotivasi siswa agar di dalam hati seorang peserta didik ada keinginan untuk belajar.

b)    Konsentrasi
Konsentrasi adalah bagian terpenting dalam proses belajar, konsentrasi disini dimaksudkan agar perhatian peserta didik terpusat pada situasi belajar yang akan dia alami. Terkadang banyak sekali siswa yang sedang dalam proses belajar dengan pandangan menatap ke depan, tapi pikirannya tidak tahu entah kemana, di sini lah peran guru sebagai pendidik agar jeli dan bisa membuat konsentrasi siswa tertuju pada kegiatan belajar.

c)      Reaksi
Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot-ototnya harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukannya. Belajar harus aktif, tidak sekedar apa adanya, belajar harus dipandang sebagai tantangan yang memerlukan reaksi.

d)     Organisasi
Belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. Diperlukan keterampilan untuk mengorganisasikan stimulus seperti ide-ide dan fakta-fakta. Di sinilah pentingnya tujuan yang jelas dalam kegiatan pembelajaran bagi seorang guru.

e)      Pemahaman
Pemahaman disini dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Pemahaman tidak hanya sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami. Namun pada kenyataannya di sekolah, ketika mereka para siswa akan ujian pada esok paginya, mereka melakukan belajar dimalam hari menjelang akan ujian.

f)      Ulangan atau Pengulangan
Sifat dasar manusia adalah lupa. Begitu juga dengan siswa, lupa dengan pembelajaran yang telah mereka pelajari merupakan suatu hal yang biasa. Untuk itu perlu dilakukannya pengulangan agar siswa dalam mengingat kembali kegiatan yang telah mereka pelajari. Penting bagi guru untuk mengulang suatu pembelajaran agar peserta didik tidak mudah lupa dengan pembelajaran tersebut.

E.     Pengertian Mengajar
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan mumungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Jadi, mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Contoh, seorang guru atau dosen sedang menyampaikan materi pelajaran kepada muridnya atau mahasiswanya.

F.     Perbedaan Mendidik dan Mengajar
Mengajar yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan menghasilkan perubahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai absolute yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik.
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh instingnya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.

G.    Pedagogy dan Andragogy
Pedagogy dan Andragogy ini adalah dua model pendekatan pendidikan menurut Paulo Freire. Pedagogy adalah metode pendekatan yang menempatkan objek pendidikannya sebagai ’anak-anak’ meskipun usia bioogisnya sudah termasuk ’dewasa’. Konsekuensinya adalah menempatkan peserta didik sebagai ’murid’ yang pasif, yang sepenuhnya menjadi objek suatu proses belajar, seperti ’guru menggurui, guru mengevaluasi, murid dievaluasi. Sebaliknya Andragogy atau pendidikan ’orang dewasa’ adalah metode pendekatan yang menempatkan peserta didik sebagai orang dewasa, murid sebagai subjek dari sistem pendidikan yang aktif. Fungsi guru adalah sebagai ’fasilitator’ bukan menggurui, dan relasi antara guru-murid bersifat ’multicommunication’ dan seterusnya.
Pendidikan juga seharusnya tidak berada jauh dengan realitas, yaitu pendidikan yang dekat dengan kondisi real masyarakat, karena pendidikan bertujuan untuk transformasi/perubahan dalam masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik. Pendidikan seharusnya membangun kesadaran kritis, dan mampu menciptakan ruang untuk tumbuhnya resistensi dan subversi terhadap sistem yang dominan. Sehingga pandangan pendidikan seperti itu akan melahirkan aliran pendidikan yang disebut pendidikan kritis.

RINGKASAN HASIL TANGGAPAN

Mina Emylia Olfah (A1B110004)
Agar siswa gemar dan menyukai pelajarannya, guru sebaiknya bisa memberikan motivasi yang dapat membuat siswa merasa senang dengan pelajaran. Misalnya pada pelajaran bahasa indonesia yang membahas mengenai drama, guru jangan langsung memberikan materi tetapi bisa menanyakan tokoh apa yang mereka sukai, itu akan membuat mereka senang dalam belajar drama.
---------------
Tanggapan :
A. Fazarudin Rizki (A1B110042)
motivasi guru terhadap siswanya dengan cara memberikan sugesti atau keyakinan atau kemantapan hati untuk memulai pembelajaran. Ada juga memberikan sebuah pencerahan lewat ceramah yang dapat meyakinkan siswanya untuk semangat belajar. Dan itupun tergantung bagaimana cara memperlakukan dan mengakrabkan siswanya. Juga pembawaan suasana hati siswa perlu diperhatikan, bisa saja siswa masih terbawa suasana yang tidak kondusif seperti kecapean, pusing, dan hal-hal lainnya.

Dedy Herwin Rendy(A1B110037)
Motivasi bukan hanya berbentuk acuan atau ajakan seorang guru agar muridnya bisa berkonsentrasi menyerap apa yang diajarkan.
namun "suasana" juga merupakan salah satunya
--------------------------------------------------------------------------------

Rizky Setiawan(A1B110039)
Pemahaman tidak hanya sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami.
Maksudnya adalah 'menggunakan' materi atau ilmu yang didapat itu untuk diterapkan dalam proses belajar dan pembelajaran sehingga dapat berguna bagi siswa itu sendiri. Contohnya apabila kita menjadi guru hendaknya kita memanfaatkan ilmu-ilmu yang kita pahami untuk diberikan kepada siswa.
--------------------------------------------------------------------------------

M. Adi setiawan
'Namun ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis'
maksudnya,bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hal bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus, agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap.
--------------------------------------------------------------------------------
Rahmi Nike Rosahin (A1B110035)
Hal terpenting dari belajar adalah pengalaman yang diperoleh bukannya nilai dari belajar tersebut. Misalnya pada mata kuliah keterampilan menulis, kita melakukan  praktik mengajar, nah disitu kita mendapatkan pengalaman, dari pengalaman tersebut kita tahu bagaimana menjadi guru walaupun dengan waktu terbatas.
Model yang paling tepat adalah model pendekatan andragogy, karena model ini menggunakan metode siswa yg aktif dalam proses pembelajarn sedangkan guru hanya sebagai fassilitator saja.
------------------------------------------------------------------------------------

Syifa Aulia (A1B110041)
Adanya keterbatasan waktu dalam proses belajar mengajar, cara kita sebagai "calon pendidik" untuk mengajar yang efektif dalam waktu pembelajaran yang tersedia terbatas sedangkan materi ajarnya banyak adalah memberikan tugas rumah yang membuat siswa mengulang pelajaran yang kita berikan atau dengan cara memberikan pelajaran tambahan di luar jam sekolah.
------------------------------------------------------------------------------------

Muklis Dwi Putra(A1B110038)
“Pendidikan seharusnya membangun kesadaran kritis, dan mampu menciptakan ruang untuk tumbuhnya resistensi dan subversi terhadap sistem yang dominan.”
Berdasarkan kalimat diatas, apa yang dimaksud dengan resistensi dan subversi?
“Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa.”
Apa maksud dari kalimat diatas?
-----------
Tanggapan
A Fazarudin Rizki (A1B110042)
Resistensi diambil dari serapan bahasa inggris "Resistance" yang berarti "Ketahanan" atau "Kekebalan". Dan Subversi itu maksudnya gerakan dalam usaha atau rencana menjatuhkan kekuasaan yang sah diluar hukum undang-undang.
Jadi, kalau subversi dalam pendidikan mungkin bisa diartikan sebagai gerakan dalam mengusahakan pendidikan itu.
Maksudnya itu masih berupa asumsi lain atau dugaan lain yang dianggap benar. Jadi, kemungkinan teori ini tidak mengutamakan proses yang dimaksudkan tersebut. Dan yang pasti, teori sibernetik lebih mengutamakan belajar sebagai mengolah informasi.
------------------------------------------------------------------------------------

Lisa Wulandari (A1B110036)
Tujuan belajar dan kedudukannya dalam proses belajar mengajar, kedudukannya sama penting karena tujuan adalah pedoman yg memberi arah ke mana proses belajar mengajar akan dibawa. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen komponen yg lainnya tidak digunakan. jadi tujuan dan proses belajar mengajar saling berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
-------------------------------------------------------------------------------------

Hairunnisa Fitriani (A1B110026)
"bagi seorang behavioris, belajar pada dasarnya adalah menghubungkan sebuah respons tertentu pada sebuah stimulus yang tadinya tidak berhubungan",
pengertian belajar menurut pandangan teori behavioris , menghubungkan apa yg dihailkan siswa terhadap apa yg diberiakn guru. karena menurut terori ini yg lebih penting adalah apa yg diberikan guru (stimulis) dan apa yg dihasilkan asiswa (respons) teori ini uga mengutamakn pengukuran , sebab pengukuran merupakan suatu hal yg penting untuk melihat terjadi tidaknya perbahan tingkah laku tersebut.
--------------------------------------------------------------------------------------

Andreow Kony (A1B110033)
Setelah membaca materi sacara keseluruhan, konsep belajar mengajar ini pada akhirnya mengacu pada konsep pembelajaran yang inovatif.
seperti yang dipaparkan pada materi diatas, konsep belajar mengajar yang tepat akan membuat seorang guru dikatakan kompeten, tentunya juga harus menguasai teori-teori belajar yang kreatif, inovatif, dan Fleksibel.
--------------------------------------------------------------------------------------

Rusmaliana (A1B110028)
Peran seorang guru membuat siswa berkonsentrasi dan bereaksi.
Peran seorang guru membuat berkonsentrasi dn bereaksi adalah tergantung metode pembelajaran yg yg digunakan oleh guru tersebut.Karena siswa cenderung tertarik jika metode yg diberikan guru itu menarik.
---------------------------------------------------------------------------------------

Muliani Rahmah (A1B110048)
Sifat dasar manusia adalah lupa. Begitu juga dengan siswa, lupa dengan pembelajaran yang telah mereka pelajari, bagaimana cara guru dalam melakukan pengulangan yang efektif agar siswa tidak mudah lupa dengan pelajaran mereka, cara guru dalam melakukan pengulangan yang efektif terhadap siswa ialah dengan cara diberikan tugas, tugas tersebut ialah materi yg sdh disampaikan sblumnya. hal tersebut dilakukan agar siswa diharapkan dapat mempelajari kembali pelajaran yg sdh diberikan.
-----------------------------------------------------------------------------------------

Maulida Astuti (A1B110023)
Pada tujuan belajar, kalian mengatakan seorang ahli pendidikan lebih mengutamakan metode serta kondisi yang mempertinggi efesiensi belajar. Metode dan kondisi yang bagaimana yang akan mempertinggi efesiensi belajar, metode yg akan mempertinggi efesiensi belajar adalah metode andragogy karena metode tersebut mengharuskan peserta yg aktif dn guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan untuk kondisi menurut saya tergantung bagaimana cara kita sebagai guru agar membuat proses pembelajaran tersebut menjadi menyenngkan.
------------------------------------------------------------------------------------------

M. Maulana Fajarianto (A1B110015)
Bagi seorang penganut teori Gestalt, hakekat belajar adalah penemuan hubungan unsur-unsur di dalam ikatan keseluruhan. Maksudnya  ialah suatu ilmu yg saling berkaitan satu sama lain dalam proses pembelajaran.
-------------------------------------------------------------------------------------------

Ahyan Puja Rahmani (A1B110021)
Pada bagian “a. pengertian belajar menurut Teori Behavioristik” paragraf ketiga terdapat pernyataan:
Ia (Walson) tetap mengakui bahwa perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting
, adakah ciri bahwa seorang siswa telah mengalami perubahan mental. Ciri bahwa seorang siswa telah mengalami perubahan mental yaitu sikap dia ketika menerima pelajarn, sikap dia yg mulai tidak memperhatikan pelajaran dan sikap yang lainnya didlm kelas ketika dia mulai menolak secara halus mengenai proses pembelajarn merupakan ciri dari perubahan mental.
-------------------------------------------------------------------------------------------

Agus Dina Wati (A1B110053)
Pada penjelasan "Menurut Thomdike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Dari definisi belajar tersebut maka menurut Thomdike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud kongkrit atau tidak kongkrit." bagaimana wujud kongkrit atau tidak kongkrit tersebut?
berwujud kongkrit itu merupakan wujud yang bisa diamati, contohnya : perilaku siswa di dalam kelas, kita dapat mengamatinya dari tingkah lakunya dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. berwujud tidak kongrit itu tidak bisa di amati, contohnya : perilaku siswa di luar sekolah
---------------------------------------------------------------------------------------------